ALI

ALI
Masa Indah

Senin, 03 Juni 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS VIII A SMP JALAN JAWA SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MELALUI P3K

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA
PADA SISWA KELAS VIII A SMP JALAN JAWA SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MELALUI P3K

Ahmad Laudza’i Wafail ‘Ulum

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, wafail_ulum@yahoo.com

Abstrak

Berdasarkan observasi awal diketahui siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya masih 70% yang mengalami kesulitan untuk menulis naskah drama. Padahal, guru dapat memanfaatkan materi pengalaman pribadi untuk menjadi dasar pembelajaran menulis naskah drama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan PTK dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan/tindakan (3) observasi (4) refleksi. Setiap siklus dua pertemuan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII A yang berjumlah 40 siswa, 26 laki-laki dan 14 perempuan. Lokasi penelitian di SMP Jalan Jawa Jalan Ngagel Rejo Utara VI/36─40 Surabaya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan deskriptif dan statistik deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian aktivitas guru pada siklus I 87% pada siklus II meningkat menjadi 93,5%. Aktivitas siswa pada siklus I 81,5% dan meningkat pada siklus II 86%. Kemampuan menulis naskah drama dari observasi awal yang mencapai ketuntasan sesuai dengan KKM hanya 30%, pada siklus I meningkat menjadi 60% dan pada siklus II menjadi 82,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran P3K dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Menulis Naskah Drama dan Pembelajaran P3K

Abstract

Based on preliminary observations, it is known that 70 % students of grade VIII A Jalan Jawa Junior High School in Surabaya find difficulties to write a play. In fact, teachers can take advantage of existing material namely personal experience to be the basis of learning how to write a play. Therefore, this study is aimed at improving the ability to write a play for grade VIII A Jalan Jawa Junior High School in Surabaya academic year 2012/2013.
This study is a PTK (Penelitian Tindakan Kelas or Class Action Observation) with two cycles. Each cycle consists of four stages: (1) planning (2) implementation/action (3) observations (4) reflection. Each cycle has two meetings. Research subjects were all students of grade VIII A with 40 students, 26 male and 14 female students. Research place is in Jalan Jawa Junior High School at Ngagel Rejo Utara street VI/36─40 Surabaya. For data collection techniques, observation and tests were used. The technique of data analysis used descriptive and descriptive statistics.
Based on the research, teachers’ activities in the first cycle were 87% and in the second cycle increased to 93.5%. Students’ activities in the first cycle were 81.5% and in the second cycle increased to 86%. The ability to write a play from the initial observation achieved was only 30% according to KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal or Criteria of Minimum Completion), in the first cycle it increased to 60% and in the second cycle it increased to 82.5%. It can be concluded that learning P3K (Pengalaman Pribadi dan Peta Konsep or Personal Experience and Conceptual Map) can improve the ability to write a play for students of grade VIII A Jalan Jawa Junior High School in Surabaya academic year 2012/2013.

Keywords: Drama Script Writing and Learning P3K


PENDAHULUAN
Pembelajaran di sekolah pastinya ada mata pelajaran bahasa. Bahasa sendiri merupakan alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, dan juga menjadi sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional pada diri peserta didik dan juga penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus diajarkan oleh guru di sekolah. Keterampilan bahasa didasari oleh empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Keempat keterampilan berbahasa, yang paling akhir dan dikatakan agak sedikit rumit untuk diterapkan adalah keterampilan menulis. Menulis sendiri merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Pembelajaran keterampilan menulis tidak hanya diarahkan untuk aspek kebahasaan, tetapi juga kesusastraan, hal tersebut seperti terlihat pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum yaitu materi menulis naskah drama.
Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa pembelajaran menulis naskah drama kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya yang berjumlah 40 siswa, hampir 70% (28 siswa) dibawa  KKM (kriteria ketuntasan minimal) 70 yang ditentukan dan 30% (12 siswa) mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Ada beberapa masalah pada siswa antara lain: (1) siswa sulit menemukan ide saat pembelajaran berlangsung, (2) siswa sulit merangkaikan peristiwa-peristiwa menjadi jalinan sebuah cerita, (3) siswa sulit menguntai kata pembelajaran menulis sehingga kreativitas siswa redup. Dengan demikian peneliti mencoba memanfaatkan kemampuan siswa yang memunyai nilai lebih yaitu kemampuan menulis pengalaman pribadi yang bisa dijadikan model pembelajaran. Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran P3K yang merupakan kepanjangan dari pembelajaran pengalaman pribadi dan peta konsep. Peneliti menggunakan P3K, dengan pertimbangan model pembelajaran P3K memungkinkan dapat mengatasi masalah yang ada dan dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A Jalan Jawa Surabaya yang pasti dapat menulis dengan baik dan benar.
Setelah menentukan model pembelajaran, peneliti dapat merumuskan judul untuk penelitian yaitu “Meningkatkan Kemampuan Menulis Naskah Drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui P3K”. Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui pembelajaran P3K dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013?. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui P3K.
Menulis merupakan suatu kemampuan berpikir dan berkreasi untuk mengutarakan pikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan huruf-huruf atau angka-angka untuk berkomunikasi atau menyampaikan informasi kepada pembacanya. Tarigan (2008:3) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menurut Basir (2011:34), menulis adalah suatu proses pengelolahan dan penuangan gagasan secara runtut, logis dan bermakna sehingga dapat memberikan pemahaman imajinatif para pembacanya secara maksimal. Lado (dalam Basir, 2011:34–35) mengatakan bahwa menulis bukanlah sekadar mengopi dan menyalin bahasa, sebagai penjiplak dan pelukis, melainkan di dalamnya terkandung unsur pemahaman, penguasaan (terampil) bahasa sasaran beserta aspek representasinya. Sedangkan D’Angelo (dalam Basir, 2011:35) mengatakan menulis adalah proses menuangkan gagasan melalui bahasa dengan gaya dan cara tertentu.
Dapat dikatakan bahwa menulis ialah proses kegiatan berpikir dan berkreasi untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan juga menyampaikan gagasan berupa abtraksi ide dan pikiran dielaborasikan berdasarkan tatagrafis dan tatagramatika secara runtut yang bernilai sehingga menarik dan komunikatif.
Naskah drama merupakan suatu bentuk karangan tulisan yang berupa karya sastra yang berisikan kisah atau cerita yang berupa dialog yang bisa dipentaskan. Supriyanto, (1986:23–24) Naskah drama dikategorikan sebagai naskah yang bermutu sastra bila di dalamnya terdapat elemen-elemen sastra, secara totalitas naskah tersebut hadir sebagai genre sastra. Elemen-elemen sastra tersebut antara lain perihal isi naskah yang dari dalamnya diharapkan menampilkan persoalan kehidupan manusia, secara hakiki memuat benturan nasib manusia dalam menghadapi maut, kejahatan perang, cinta dan persoalan hidup manusia yang lain yang bersifat universal. Bentuk dramatik yang dipilih oleh penulis naskah misalnya tentang tragedi, komedi dan tragedi-komedi.
Pengalaman merupakan sesuatu hal atau kejadian yang pernah dialami seseorang baik secara sengaja dilakukan atau tidak sengaja dilakukan, baik itu berupa lelucon, perasaan senang, perasaan sedih dan sebagainya.
Peta konsep merupakan salah satu teknik mencatat kreatif di samping teknik lainnya yaitu catatan: tulis susun. Teknik itu dicetuskan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an berdasarkan riset tentang bagaimana kerja otak yang sebenarnya (Pramujiono, 2010:44).
Peta konsep adalah bentuk penulisan catatan yang penuh warna dan bersifat visual, yang bisa dikerjakan oleh satu orang atau sebuah tim yang terdiri atas beberapa orang. Dipusatnya terdapat sebuah gagasan atau gambar sentral, kemudian gagasan utama itu dieksplorasi melalui cabang-cabang yang mewakili gagasan utama, yang kesemuanya terhubung pada gagasan sentral (Buzan, 2005:6).
Dapat dikatakan peta konsep atau biasa disebut mind mapp adalah teknik mencatat kreatif dengan menggambarkan sebuah tulisan penuh warna dan bersifat visual atau ilustrasi grafis sebuah konsep yang dihubung-hubungkan ke konsep yang lain dengan kategori yang sama. Peta konsep juga merupakan cara termudah menempatkan ide atau informasi ke dalam otak dan keluar dari otak. Peta konsep juga dapat mengembangkan kreativitas dan efektifitas untuk memetakan pikiran. Penelitian meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui P3K dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kolaborasi antara guru dengan peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tahapan (siklus) yang dipakai dalam penelitian. Setiap siklus dilaksanakan dua pertemuan dan menggunakan empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran  2012/2013 dengan jumlah 40 siswa, 26 laki-laki dan 14 perempuan. Sedangkan penelitian ini berlokasi di SMP Jalan Jawa Jln. Ngagel Rejo Utara VI / 36–40 Surabaya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes dan instrumen pengamatan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif dan statistik deskriptif dari data hasil observasi. Aktivitas guru dan aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut.
P  = A/B x 100%  
Keterangan:
P  = persentase frekuensi aktivitas yang muncul
A = jumlah aktivitas siswa yang muncul
B = jumlah aktivitas keseluruhan (Trianto, 2012:63).
Sedangkan tes performansi untuk mengetahui ketuntasan baik secara individual dan klasikal menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Individual = A+B+C+D/4 =

KBK =∑ST/∑SN x 100%

Keterangan:
KBK    = Ketuntasan belajar klasikal
∑ST     = Jumlah siswa yang tuntas
∑SN    = Jumlah siswa keseluruhan

HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada Senin, 5 November 2012 pukul 08.45 s.d. 10.05 dan Rabu, 7 November 2012 pukul 11.55 s.d. 13.15. Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas guru siklus I saat kegiatan belajar mengajar diperoleh 27 aktivitas guru yang dilakukan dari 31 aktivitas, atau aktivitas guru saat pembelajaran siklus I 87%.  Aktivitas siswa yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar diperoleh 318 aktivitas siswa dari 390 aktivitas, atau aktivitas siswa saat pembelajaran siklus I 81,5%. Hasil tes kemampuan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 24 siswa atau 60%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau 40%.
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada Senin, 12 November 2012 dan Rabu, 14 November 2012. Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas guru siklus II saat kegiatan belajar mengajar diperoleh 29 aktivitas guru yang dilakukan dari 31 aktivitas, atau aktivitas guru saat pembelajaran siklus II 93,5%.  Aktivitas siswa yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar diperoleh 337 aktivitas siswa dari 390 aktivitas, atau aktivitas siswa saat pembelajaran siklus II 86%. Hasil tes kemampuan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 33 siswa atau 82,5%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau 17,5%.

PEMBAHASAN
A.  Aktivitas Guru
Aktivitas guru pada siklus I mencapai 87% dan setelah mengkaji secara menyeluruh tindakan yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II guru menyerpurnakan tindakannya pada saat KBM pada siklus II, sehingga pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan. Hal ini tebukti pada siklus I aktivitas guru diperoleh persentase mencapai 87% dan pada siklus II diperoleh persentase mencapai 93,5%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 6,5%.
B.  Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 81,5% dan setelah guru memperbaiki dan menyempurnakan tindakannya pada siklus II, aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan, hal ini tebukti pada siklus I aktivitas siswa diperoleh persentase mencapai 81,5% dan pada siklus II diperoleh persentase mencapai 86%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 4,5%.
C.  Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa pembelajaran P3K memiliki dampak positif dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari observasi awal, diketahui kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya 70% (28 siswa) mengalami kesulitan dilihat dari nilai yang mencapai KKM hanya 30% (12 siswa). Pada pelaksanaannya tiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 60% dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar mencapai 82,5%. Dapat dikatakan peningkatan dari siklus I dan siklus II 22,5% dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran P3K meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran P3K dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat pada beberapa bukti aktivitas guru, aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama.
Aktivitas guru pada siklus I diperoleh persentase mencapai 87% dan pada siklus II diperoleh persentase mencapai 93,5%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 6,5%.
Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh persentase mencapai 81,5% dan pada siklus II diperoleh persentase mencapai 86%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 4,5%.
Kemampuan menulis naskah drama siswa melalui pembelajaran P3K memiliki dampak positif dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari observasi awal, diketahui kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya 70% (28 siswa) mengalami kesulitan dilihat dari nilai yang mencapai KKM hanya 30% (12 siswa). Pada pelaksanaannya tiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 60% dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar mencapai 82,5%. Dapat dikatakan peningkatan dari siklus I dan siklus II 22,5% dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran P3K meningkat.
B.    Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar-mengajar bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1.     Bagi para guru, hendaknya perlu menambah wawasan tentang berbagai macam model-model pembelajaran dengan tujuan agar dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan disampaikan, sehingga para siswa tidak merasa bosan dengan pelajaran. Seperti halnya pembelajaran P3K merupakan inovasi model pembelajaran yang dapat menjadi pijakan untuk para guru dan bisa memanfaatkan sebagai model pembelajaran.
2.     Bagi sekolah, penelitian ini dapat memperkaya hasanah penelitian sebagai produk kinerja guru. Di samping itu, P3K dapat dijadikan model untuk memotivasi guru  lain  untuk berinovasi dalam  melakukan  penelitian khususnya dalam pembelajaran  untuk  meningkatkan kinerja guru dan kinerja sekolah.
3.     Bagi peneliti lain, dalam melakukan penelitian sebaiknya berinovasi seperti halnya pembelajaran P3K. Pembelajaran P3K juga bisa dimanfaatkan untuk penelitian dengan materi yang sama dan bisa mencoba untuk menggunakan pada penelitian dengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Basir, Udjang Pr. M. 2011. Keterampilan Menulis Pengantar Teori dan Praktik. Surabaya: Bintang.

Buzan, Tony. 2005. Mind Maps at Work. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pramujiono, Agung. 2010. Menulis PTK itu Gampang: dari Teori sampai Praktik. Surabaya: FKIP UNIPA Press.

Supriyanto, Henri. 1986. Pengantar Studi Teater untuk SMA kurikulum 1984. Surabaya: KOPMA IKIP Surabaya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya