MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA
PADA SISWA KELAS VIII A SMP JALAN JAWA SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MELALUI P3K
Ahmad Laudza’i Wafail ‘Ulum
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya, wafail_ulum@yahoo.com
Abstrak
Berdasarkan
observasi awal diketahui siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya masih 70%
yang mengalami kesulitan untuk menulis naskah drama. Padahal, guru dapat
memanfaatkan materi pengalaman pribadi untuk menjadi dasar pembelajaran menulis
naskah drama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini
merupakan PTK dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap,
yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan/tindakan (3) observasi (4) refleksi.
Setiap siklus dua pertemuan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII
A yang berjumlah 40 siswa, 26 laki-laki dan 14 perempuan. Lokasi penelitian di
SMP Jalan Jawa Jalan Ngagel Rejo Utara VI/36─40 Surabaya. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan deskriptif
dan statistik deskriptif.
Berdasarkan
hasil penelitian aktivitas guru pada siklus I 87% pada siklus II meningkat
menjadi 93,5%. Aktivitas siswa pada siklus I 81,5% dan meningkat pada siklus II
86%. Kemampuan menulis naskah drama dari observasi awal yang mencapai
ketuntasan sesuai dengan KKM hanya 30%, pada siklus I meningkat menjadi 60% dan
pada siklus II menjadi 82,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran P3K dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas
VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Menulis Naskah Drama dan
Pembelajaran P3K
Abstract
Based
on preliminary observations, it is known that 70 %
students of grade VIII A Jalan Jawa Junior High School
in Surabaya find difficulties to write a play. In fact, teachers can take advantage of
existing material namely personal experience to be the basis of learning how to
write a play. Therefore, this study is aimed at
improving the ability to write a play for grade VIII A Jalan Jawa Junior High
School in Surabaya academic year
2012/2013.
This
study is a PTK (Penelitian Tindakan Kelas or Class Action Observation)
with two cycles. Each cycle consists of four stages: (1) planning
(2) implementation/action (3) observations (4) reflection. Each cycle has two meetings. Research subjects
were all students of grade VIII A with 40 students, 26 male
and 14 female students. Research place is in Jalan Jawa
Junior High School at Ngagel Rejo Utara street VI/36─40
Surabaya. For data collection techniques, observation
and tests were used. The technique of data analysis used
descriptive and descriptive statistics.
Based
on the research, teachers’ activities in the first cycle were 87% and in the
second cycle increased to 93.5%. Students’ activities in the first cycle were 81.5% and in the second
cycle increased to 86%. The ability to write a play from
the initial observation achieved was only 30% according to KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal or Criteria of Minimum Completion), in the first cycle
it increased to 60% and in the second cycle it increased
to 82.5%. It can be concluded that learning P3K (Pengalaman
Pribadi dan Peta Konsep or Personal Experience and Conceptual Map) can
improve the ability to write a play for students of grade VIII A Jalan Jawa
Junior High School in Surabaya academic year 2012/2013.
Keywords: Drama Script Writing and Learning P3K
PENDAHULUAN
Pembelajaran di
sekolah pastinya ada mata pelajaran bahasa. Bahasa sendiri merupakan alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, dan juga menjadi sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial dan emosional pada diri peserta didik dan juga
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat
keterampilan yang harus diajarkan oleh guru di sekolah. Keterampilan
bahasa didasari oleh empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Keempat
keterampilan berbahasa, yang paling akhir dan dikatakan agak sedikit rumit
untuk diterapkan adalah keterampilan menulis. Menulis sendiri merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Pembelajaran keterampilan
menulis tidak hanya diarahkan untuk aspek kebahasaan, tetapi juga kesusastraan,
hal tersebut seperti terlihat pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam kurikulum yaitu materi menulis naskah drama.
Berdasarkan observasi
awal diketahui bahwa pembelajaran menulis naskah drama kelas VIII A SMP Jalan
Jawa Surabaya yang berjumlah 40 siswa, hampir 70% (28 siswa) dibawa KKM (kriteria ketuntasan minimal) 70 yang
ditentukan dan 30% (12 siswa) mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Ada
beberapa masalah pada siswa antara lain: (1) siswa sulit menemukan ide saat
pembelajaran berlangsung, (2) siswa sulit merangkaikan peristiwa-peristiwa
menjadi jalinan sebuah cerita, (3) siswa sulit menguntai kata pembelajaran menulis
sehingga kreativitas siswa redup. Dengan demikian peneliti mencoba memanfaatkan
kemampuan siswa yang memunyai nilai lebih yaitu kemampuan menulis pengalaman
pribadi yang bisa dijadikan model pembelajaran. Peneliti mencoba menerapkan
model pembelajaran P3K yang merupakan kepanjangan dari pembelajaran pengalaman
pribadi dan peta konsep. Peneliti menggunakan P3K, dengan pertimbangan model
pembelajaran P3K memungkinkan dapat mengatasi masalah yang ada dan dapat
meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A Jalan Jawa
Surabaya yang pasti dapat menulis dengan baik dan benar.
Setelah menentukan model pembelajaran, peneliti dapat merumuskan judul
untuk penelitian yaitu “Meningkatkan Kemampuan Menulis Naskah Drama pada siswa
kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui P3K”. Masalah
dalam penelitian ini adalah Apakah melalui pembelajaran P3K
dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan
Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013?. Sedangkan tujuan penelitian adalah
untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan
Jawa Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui P3K.
Menulis
merupakan suatu kemampuan berpikir dan berkreasi untuk mengutarakan pikiran
yang dituangkan dalam bentuk tulisan huruf-huruf atau angka-angka untuk
berkomunikasi atau menyampaikan informasi kepada pembacanya. Tarigan (2008:3)
menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.
Menurut Basir
(2011:34), menulis adalah suatu proses pengelolahan dan penuangan gagasan
secara runtut, logis dan bermakna sehingga dapat memberikan pemahaman
imajinatif para pembacanya secara maksimal. Lado (dalam
Basir, 2011:34–35) mengatakan bahwa menulis bukanlah sekadar mengopi dan
menyalin bahasa, sebagai penjiplak dan pelukis, melainkan di dalamnya
terkandung unsur pemahaman, penguasaan (terampil) bahasa sasaran beserta aspek
representasinya. Sedangkan D’Angelo (dalam Basir, 2011:35) mengatakan menulis adalah
proses menuangkan gagasan melalui bahasa dengan gaya dan cara tertentu.
Dapat dikatakan
bahwa menulis ialah proses kegiatan berpikir dan berkreasi untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan juga menyampaikan gagasan berupa abtraksi ide dan
pikiran dielaborasikan berdasarkan tatagrafis dan tatagramatika secara runtut
yang bernilai sehingga menarik dan komunikatif.
Naskah drama
merupakan suatu bentuk karangan tulisan yang berupa karya sastra yang berisikan
kisah atau cerita yang berupa dialog yang bisa dipentaskan. Supriyanto,
(1986:23–24) Naskah drama dikategorikan sebagai naskah yang bermutu sastra bila
di dalamnya terdapat elemen-elemen sastra, secara totalitas naskah tersebut
hadir sebagai genre sastra. Elemen-elemen sastra tersebut antara lain perihal
isi naskah yang dari dalamnya diharapkan menampilkan persoalan kehidupan
manusia, secara hakiki memuat benturan nasib manusia dalam menghadapi maut,
kejahatan perang, cinta dan persoalan hidup manusia yang lain yang bersifat
universal. Bentuk dramatik yang dipilih oleh penulis naskah misalnya tentang
tragedi, komedi dan tragedi-komedi.
Pengalaman
merupakan sesuatu hal atau kejadian yang pernah dialami seseorang baik secara
sengaja dilakukan atau tidak sengaja dilakukan, baik itu berupa lelucon,
perasaan senang, perasaan sedih dan sebagainya.
Peta konsep
merupakan salah satu teknik mencatat kreatif di samping teknik lainnya yaitu
catatan: tulis susun. Teknik itu dicetuskan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an
berdasarkan riset tentang bagaimana kerja otak yang sebenarnya (Pramujiono,
2010:44).
Peta konsep
adalah bentuk penulisan catatan yang penuh warna dan bersifat visual, yang bisa
dikerjakan oleh satu orang atau sebuah tim yang terdiri atas beberapa orang.
Dipusatnya terdapat sebuah gagasan atau gambar sentral, kemudian gagasan utama
itu dieksplorasi melalui cabang-cabang yang mewakili gagasan utama, yang
kesemuanya terhubung pada gagasan sentral (Buzan, 2005:6).
Dapat dikatakan
peta konsep atau biasa disebut mind mapp adalah teknik mencatat kreatif dengan
menggambarkan sebuah tulisan penuh warna dan bersifat visual atau ilustrasi
grafis sebuah konsep yang dihubung-hubungkan ke konsep yang lain dengan
kategori yang sama. Peta konsep juga merupakan cara termudah menempatkan ide
atau informasi ke dalam otak dan keluar dari otak. Peta konsep juga dapat
mengembangkan kreativitas dan efektifitas untuk memetakan pikiran. Penelitian meningkatkan
kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun
Pelajaran 2012/2013 melalui P3K dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
merupakan bentuk penelitian kolaborasi antara guru dengan peneliti. Dalam
penelitian tindakan kelas terdapat tahapan (siklus) yang dipakai dalam
penelitian. Setiap siklus dilaksanakan dua pertemuan dan menggunakan empat
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya
Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 40 siswa, 26 laki-laki dan 14 perempuan.
Sedangkan penelitian ini berlokasi di SMP Jalan Jawa Jln. Ngagel Rejo Utara VI
/ 36–40 Surabaya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,
tes dan instrumen pengamatan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif dan statistik deskriptif dari data hasil
observasi. Aktivitas guru dan aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai
berikut.
P = A/B x 100%
Keterangan:
P = persentase frekuensi aktivitas yang muncul
A = jumlah aktivitas siswa yang muncul
B = jumlah aktivitas keseluruhan (Trianto, 2012:63).
Sedangkan tes
performansi untuk mengetahui ketuntasan baik secara individual dan klasikal
menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Individual = A+B+C+D/4 =
KBK
=∑ST/∑SN x 100%
Keterangan:
KBK = Ketuntasan belajar klasikal
∑ST = Jumlah siswa yang tuntas
∑SN = Jumlah siswa keseluruhan
HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada Senin, 5 November 2012 pukul 08.45 s.d. 10.05 dan Rabu, 7 November 2012 pukul 11.55 s.d. 13.15. Berdasarkan hasil
pengamatan pada aktivitas guru siklus I saat kegiatan belajar mengajar diperoleh
27 aktivitas guru yang dilakukan dari 31 aktivitas, atau aktivitas guru saat pembelajaran
siklus I 87%. Aktivitas siswa yang
dilakukan saat kegiatan belajar mengajar diperoleh 318 aktivitas siswa dari 390
aktivitas, atau aktivitas siswa saat pembelajaran siklus I 81,5%. Hasil tes
kemampuan siswa yang sudah mencapai
nilai KKM sebanyak 24 siswa atau 60%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak
16 siswa atau 40%.
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada Senin, 12 November 2012 dan Rabu, 14 November 2012. Berdasarkan
hasil pengamatan pada aktivitas guru siklus II saat kegiatan belajar mengajar diperoleh
29 aktivitas guru yang dilakukan dari 31 aktivitas, atau aktivitas guru saat
pembelajaran siklus II 93,5%. Aktivitas
siswa yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar diperoleh 337 aktivitas siswa dari 390
aktivitas, atau aktivitas siswa saat pembelajaran siklus II 86%. Hasil tes kemampuan
siswa yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 33 siswa atau 82,5%. Sedangkan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau 17,5%.
PEMBAHASAN
A. Aktivitas
Guru
Aktivitas guru pada siklus I mencapai 87% dan setelah mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II guru
menyerpurnakan tindakannya pada saat KBM pada siklus II, sehingga pada siklus
II aktivitas guru mengalami peningkatan. Hal ini tebukti
pada siklus I aktivitas guru diperoleh persentase mencapai 87% dan pada siklus
II diperoleh persentase mencapai 93,5%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan
aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 6,5%.
B. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa
pada siklus I mencapai 81,5% dan setelah guru memperbaiki dan menyempurnakan
tindakannya pada siklus II, aktivitas siswa pada siklus II mengalami
peningkatan, hal ini tebukti pada siklus I aktivitas siswa diperoleh persentase
mencapai 81,5% dan pada siklus II diperoleh persentase mencapai 86%. Dapat
disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 4,5%.
C. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil
penelitian ini ditunjukkan bahwa pembelajaran P3K memiliki dampak positif dalam
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
observasi awal, diketahui kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP
Jalan Jawa Surabaya 70% (28 siswa) mengalami kesulitan dilihat dari nilai yang
mencapai KKM hanya 30% (12 siswa). Pada pelaksanaannya tiap siklus mengalami
peningkatan, pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 60% dan pada
siklus II persentase ketuntasan belajar mencapai 82,5%. Dapat dikatakan
peningkatan dari siklus I dan siklus II 22,5% dan dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya
Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran P3K meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan
analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran P3K dapat meningkatkan
kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun
Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat pada beberapa bukti aktivitas guru,
aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama.
Aktivitas
guru pada siklus I diperoleh persentase mencapai 87% dan pada siklus II
diperoleh persentase mencapai 93,5%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan
aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 6,5%.
Aktivitas
siswa pada siklus I diperoleh persentase mencapai 81,5% dan pada siklus II
diperoleh persentase mencapai 86%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan
aktivitas siswa pada tiap siklus sebesar 4,5%.
Kemampuan
menulis naskah drama siswa melalui pembelajaran P3K memiliki dampak positif
dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
observasi awal, diketahui kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP
Jalan Jawa Surabaya 70% (28 siswa) mengalami kesulitan dilihat dari nilai yang
mencapai KKM hanya 30% (12 siswa). Pada pelaksanaannya tiap siklus mengalami
peningkatan, pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 60% dan pada
siklus II persentase ketuntasan belajar mencapai 82,5%. Dapat dikatakan
peningkatan dari siklus I dan siklus II 22,5% dan dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Jalan Jawa Surabaya
Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran P3K meningkat.
B.
Saran
Dari hasil
penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar-mengajar
bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1.
Bagi para guru,
hendaknya perlu menambah wawasan tentang berbagai macam model-model
pembelajaran dengan tujuan agar dapat memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi siswa dan materi yang akan disampaikan, sehingga para siswa
tidak merasa bosan dengan pelajaran. Seperti halnya pembelajaran P3K merupakan
inovasi model pembelajaran yang dapat menjadi pijakan untuk para guru dan bisa
memanfaatkan sebagai model pembelajaran.
2.
Bagi sekolah, penelitian ini dapat memperkaya hasanah
penelitian sebagai produk kinerja guru. Di samping itu, P3K dapat dijadikan
model untuk memotivasi guru lain untuk berinovasi dalam melakukan
penelitian khususnya dalam pembelajaran
untuk meningkatkan kinerja guru
dan kinerja sekolah.
3.
Bagi peneliti lain, dalam melakukan penelitian sebaiknya
berinovasi seperti halnya pembelajaran P3K. Pembelajaran P3K juga bisa
dimanfaatkan untuk penelitian dengan materi yang sama dan bisa mencoba untuk
menggunakan pada penelitian dengan materi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Basir, Udjang Pr. M. 2011. Keterampilan Menulis Pengantar Teori
dan Praktik. Surabaya: Bintang.
Buzan, Tony. 2005. Mind Maps at Work. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pramujiono, Agung. 2010. Menulis PTK itu Gampang: dari Teori
sampai Praktik. Surabaya: FKIP UNIPA Press.
Supriyanto, Henri. 1986. Pengantar Studi Teater untuk SMA
kurikulum 1984. Surabaya: KOPMA IKIP Surabaya.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.